Saturday, December 7, 2013

Terulang

        “Kita putus aja,” ucapnya tegas, meski dengan intonasi yang terdengar sangat lemah.
         “Kenapa?” aku bertanya pelan.
         “Bukan cuma saat muncul, saat pergi juga kadang cinta gak punya alasan apa-apa,” tambah perempuan yang berdiri di hadapanku itu.
          Aku menatap dalam matanya. Asing. Setidakpeduli itukah ia padaku? Aku menelan air liur. Sulit. Kerongkonganku seperti diikat kuat oleh rasa sakit yang bahkan tak bisa kujabarkan.
          “Mulai hari ini, anggap kita gak pernah kenal. Sekalipun kita ketemu, anggap aku orang asing. Aku juga akan ngelakuin hal yang sama,” tutur gadis itu.
          Aku menghela nafas. “Terus?” tanyaku.
          “Cari perempuan lain yang baik dan hidup bahagia di samping orang itu,” ia berujar ringan.
          Aku mengangguk-anggukkan kepalaku perlahan. Mengerti.
          Tanpa satu pun kata perpisahan, ia memutar badannya dan pergi begitu saja meninggalkanku. Kupandangi punggung wanita itu sambil berharap ia menoleh ke arahku. Menolehlah. Paling tidak, buat aku berpikir bahwa hatimu berat meninggalkanku. Tidak? Sama sekali tidak? Sepertinya tidak. Ia terus berjalan meninggalkanku dengan langkahnya yang terlihat amat ringan. Ia pergi.
          Lagi, aku menarik nafas, kali ini lebih dalam, kemudian kuhempaskan.

Sunday, September 8, 2013

Bukan Jodoh

Kulihat rambut hitam panjangnya dibelai manja oleh angin senja yang bermelodi riang. Yang melantunkan lagu nan sejuk dan menyenangkan. Iri sekali rasanya aku pada udara sore ini. Mengacak-acak rambutnya. Membuatnya sibuk membenahi poni dengan tangan kirinya.

Sementara aku? Aku hanya melihatnya dari kejauhan. Tidak terlalu jauh, sebenarnya. Tapi juga tidak terlalu dekat untuk membuatnya menyadari sepasang mataku yang tak henti mengawasi sambil terus memuji.

Lamat-lamat, kutatap setiap sketsa keindahan yang melukiskan wajahnya yang menenangkan. Kelopak mata nyaris tak bergaris yang setiap satu kali berkedip, satu bunga yang mati mekar kembali. Hidung mungil yang setiap kali menghirup nafas, gerombolan karbon dioksida berharap dapat merubah diri mereka menjadi O2. Bibir bening merah muda yang bagian bawahnya kerap kali ia gigit seraya mengimbangi konsentrasi goyangan tangannya di atas sebuah buku berukuran A3. Menggambar. Ia senang sekali menggambar. Setiap sore di taman kota ini.

Tuesday, September 3, 2013

A Hospital

Seorang pria berdasi dan berjas hitam mahal buatan luar negeri tengah berdiri di balik podium gagah, di atas panggung mewah, di dalam auditorium megah. Memberikan sambutan di hari peresmian rumah sakit miliknya. Rumah sakit yang kelak menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Ibu Kota.

"Dan ada satu hal yang akan saya ceritakan di depan Anda semua," pria itu melanjutkan kalimatnya. Suaranya berat, memperdengarkan ketegasan dan kearifan dalam setiap tautan kata-katanya. Ia tersenyum kecil. Senyum yang sangat sederhana.

"Saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya tidak sama sekali memiliki keinginan untuk terjun ke dunia medis. Apalagi untuk membangun sebuah rumah sakit. Sampai akhirnya ibu saya menderita penyakit kanker. Ibu saya adalah wanita yang paling berharga yang pernah saya miliki. Saat itu, beliau adalah satu-satunya wanita yang ada dalam hidup saya. Satu-satunya bahu tempat saya bersandar, satu-satunya tangan yang menuntun saya dalam setiap langkah, dan satu-satunya hati yang menyayangi saya sepenuhnya. Dan beliau meninggal sebelum saya berhasil menemukan Dr. Syahril."

Audiens mendadak kompak bersuara. Tak jelas. Auditorium bergumuruh oleh gumaman masing-masing para tamu. Dr. Syahril?

"Iya, Dr. Syahril. Anda semua pasti mengenal beliau, bukan?" pria di balik podium itu mengiringi pertanyaannya dengan tersenyum.

Monday, January 21, 2013

WATER YOU DOIN PAPA HAPPY BIRTHDAY, BIRTHDAY DAD :D


Ayah
Saat pintu rumahmu tertutup, jendela kamarku terbuka
Ketika matamu terpejam, aku baru  bisa melihat dunia
Kau tertidur, aku terjaga

Batinku skeptis, bertanya, apa kau benar-benar tertidur?
Ayah, aku bahkan tidak mendengar kau mendengkur
Dan… sejak kapan kau terlelap dengan bibirmu yang membiru?
Kelu seperti itu

About Me

My photo
Tangerang, Banten, Indonesia
bukan penulis, bukan pengarang, hanya pecinta keduanya.