Saturday, December 7, 2013

Terulang

        “Kita putus aja,” ucapnya tegas, meski dengan intonasi yang terdengar sangat lemah.
         “Kenapa?” aku bertanya pelan.
         “Bukan cuma saat muncul, saat pergi juga kadang cinta gak punya alasan apa-apa,” tambah perempuan yang berdiri di hadapanku itu.
          Aku menatap dalam matanya. Asing. Setidakpeduli itukah ia padaku? Aku menelan air liur. Sulit. Kerongkonganku seperti diikat kuat oleh rasa sakit yang bahkan tak bisa kujabarkan.
          “Mulai hari ini, anggap kita gak pernah kenal. Sekalipun kita ketemu, anggap aku orang asing. Aku juga akan ngelakuin hal yang sama,” tutur gadis itu.
          Aku menghela nafas. “Terus?” tanyaku.
          “Cari perempuan lain yang baik dan hidup bahagia di samping orang itu,” ia berujar ringan.
          Aku mengangguk-anggukkan kepalaku perlahan. Mengerti.
          Tanpa satu pun kata perpisahan, ia memutar badannya dan pergi begitu saja meninggalkanku. Kupandangi punggung wanita itu sambil berharap ia menoleh ke arahku. Menolehlah. Paling tidak, buat aku berpikir bahwa hatimu berat meninggalkanku. Tidak? Sama sekali tidak? Sepertinya tidak. Ia terus berjalan meninggalkanku dengan langkahnya yang terlihat amat ringan. Ia pergi.
          Lagi, aku menarik nafas, kali ini lebih dalam, kemudian kuhempaskan.

About Me

My photo
Tangerang, Banten, Indonesia
bukan penulis, bukan pengarang, hanya pecinta keduanya.