Monday, January 21, 2013

WATER YOU DOIN PAPA HAPPY BIRTHDAY, BIRTHDAY DAD :D


Ayah
Saat pintu rumahmu tertutup, jendela kamarku terbuka
Ketika matamu terpejam, aku baru  bisa melihat dunia
Kau tertidur, aku terjaga

Batinku skeptis, bertanya, apa kau benar-benar tertidur?
Ayah, aku bahkan tidak mendengar kau mendengkur
Dan… sejak kapan kau terlelap dengan bibirmu yang membiru?
Kelu seperti itu

Ayah awalnya aku bertanya, mengapa kau tidak tersenyum?
Katanya… aku bisa tertawa kapan saja saat berada di sampingmu?
Tapi untuk apa? Kau bahkan tidak membuka mata walau hanya sedetik untuk melihatku

Ayah, kau harus tau
Aku masih hidup meniti detik yang bergulir dengan pelik
Aku masih berdiri melawan elegi yang melantun sarkastis penuh duri
Aku masih bertahan melewati waktu meski terus dihantam rindu
Rindu… apa kau merasakan itu?
Apa kau merasakan juga apa yang orang-orang sebut sebagai rindu?
Yang menderu
Parau
Perih
Ah, jangankan merdu, aku bahkan tak bisa merasakan melodi apapun dalam alunan desau rindu
Apalagi sahdu, yang ada justru pilu

Ya, sekarang kau tau kan, betapa aku menikmati rindu itu?
Kau tau betapa aku mencintai perasaan sakit kehilanganmu?
Kau tau betapa aku suka pernah didera luka saat kau pulang ke pangkuan-Nya?

Ayah, kau tau kau adalah laki-laki yang paling kusayangi di seluruh belahan dunia
Ayah, kau tau aku selalu mencarimu untuk berbagi semua cerita
Ayah, kau tau kau… ah, aku bahkan sulit meredusir desir hati yang terus berkonvergensi menuju bait-bait kisah yang kita habiskan bersama

Maka kubiarkan semua perasaanku teragregasi dalam tabung dialegtik
Kuhela nafas berkali-kali berharap detak jantungku tak lagi fluktuatif
Tapi sulit…

Ayah, kau tau betapa aku ingin memelukmu dari belakang?
Bisakah?
Kencang, berharap cinta dan rindu yang bergemuruh di hatiku tersalur melalui pori-pori punggungmu
Menyeruak dan lalu melekat erat di setiap bilik paru-parumu

Paru-paru…
Apa kabar paru-parumu?
Masihkah ia mengeluh karna kau selalu menghisap asap memuakkan itu?
Lalu ayah, apa kabarmu?
Apa kau merasa sepi? Sunyi? Terikat sakitnya kesendirian sampai kau seakan ingin mati…

Ingin mati…

Tunggu,
Kau tidak akan mati hanya karena merindukanku
Aku yang akan mati
Suatu hari
Setelah semua janji terpenuhi

Ayah, begitu banyak pesan yang kau tinggalkan untukku
Begitu tinggi kepercayaan yang kau sandarkan padaku
Aku harus apa?
Tertidur? Lalu bermimpi…

Ah…
Ayah, hari ini aku hanya…
Ah Ayah, selamat ulang tahun…

Putrimu, Risti.


No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Tangerang, Banten, Indonesia
bukan penulis, bukan pengarang, hanya pecinta keduanya.