Tuesday, September 7, 2010

Tangisan Hati

Hari ini aku menangis.
Entah airmata untuk kubik keberapa yang aku keluarkan karena alasan yang sama.
Aku tersesat dalam menuntun hatiku sendiri, hati yang lemah dan rapuh.
Perih ini membiaskan kekuatan dan mematrikan ketegaran dalam batinku.
Tapi aku terlalu egois untuk membuka mata.
Aku buta.
Buta akan derita yang sesungguhnya membuatku dewasa.
Aku hanya bisa, lagi-lagi, menangisi kesakitan hati ini.
Ia selalu merasakan pedih.
Luka yang selalu tertelan, tak pernah memulih meski hari kian berjalan.
Aku duduk ditepian kebahagiaan.
Tapi aku tak pernah menemukan cara untuk masuk kedalamnya.
Pikirku menyeruaki seluruh semak-semak hati.
Mencoba mencari apa yang bisa kugenggam sebagai penguat diri.
Tapi sekali lagi, aku terlalu rapuh.
Lebih rapuh dibanding serpihan kayu yang mudah terbawa gemuruh.
Hatiku nyaris cacat dibuat oleh penat.
Dan hari ini aku menangis.
Lagi.
Entah airmata untuk kubik keberapa yang aku keluarkan karena alasan yang sama.
-Risty-

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Tangerang, Banten, Indonesia
bukan penulis, bukan pengarang, hanya pecinta keduanya.